Rupiah Terperosok Lagi

Jumat, 10 Oktober 2008 | 10:11 WIB

JAKARTA, JUMAT - Rupiah Jumat (10/10) pagi turun tajam menjadi Rp 9.620 per dollar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya karena pelaku pasar masih memburu dollar AS.

"Pembelian dollar AS oleh pelaku pasar karena mereka masih khawatir dengan gejolak krisis keuangan global yang menekan pertumbuhan ekonomi dunia yang mulai berimbas ke pasar Asia, khsususnya Indonesia," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova di Jakarta.

Ia mengatakan, pasar masih negatif terhadap rupiah karena itu mereka masih memburu dollar AS meski BI telah melakukan berbagai upaya untuk menahan rupiah agar tidak terpuruk lebih jauh.

"BI sebelumnya telah menaikkan bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,5 persen untuk menahan tekanan negatif pasar terhadap rupiah sehingga mata uang lokal itu mampu menguat, tetapi kembali melemah," katanya.

BI, menurut dia, kemungkinan akan melakukan intervensi pasar dengan melepas cadangannya untuk memicu rupiah jangan sampai mendekati angka Rp 9.700 per dollar AS.

"Rupiah akan dijaga rupiah untuk tetap berada di angka psikologis Rp 9.500 per dollar AS, tetapitekanan pasar yang masih kuat mengakibatkan BI masuk pasar dalam waktu yang tertentu saja," ucapnya.

Ia mengatakan, rupiah akan tetap dijaga agar tidak terpuruk lebih tajam, apalagi pemerintah juga menyatakan mengantisipasi gejolak global dengan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.

"Penurunan rupiah saat ini karena pelaku lebih cenderung memegang dollar AS ketimbang rupiah. Mereka melepas dananya yang di tempat di pasar domestik dan menukarkannya dengan dollar AS," katanya.

Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat hanya berkisar 12 persen dari total produk domestik bruto. Jadi merosotnya pertumbuhan ekonomi AS tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja ekonomi Indonesia.

"Pemerintah harus bisa mengalihkan ekspornya ke negara lain seperti kawasan Timur Tengah dan Jepang, sehingga pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 6 persen tetap tercapai," kata Rully Nova.

Sumber: http://www.kompas.com