Laporan wartawan Kompas.com Egidius Patnistik
JAKARTA, JUMAT - Guncangan hebat dunia Pasar Modal Indonesia beberapa hari terakhir akibat terimbas krisis keuangan global tidak mencerminkan kerapuhan kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan hal tersebut di sela-sela sambutannya saat meresmikan Masjid Bani Umar, Graha Bintaro Jaya, Tangerang, Jumat (10/10). "Pasar modal bukan merupakan gambaran perekonomian nasional, (kalau) kekacauan yang terjadi di pasar modal berpengaruh, iya," ungkap Presiden.
Pada Rabu aktivitas di Bursa Efek Indonesia dihentikan sementara karena harga saham anjlok. Hal ini diakibatkan pelaku pasar karena adanya gonjang-ganjing pasar keuangan dunia. Menurut Kepala negara, dunia saat ini sedang dilanda gejolak pasar modal atau keuangan, tetapi belum bisa dikatakan sebagai krisis ekonomi. "Belum bisa dikatakan telah terjadi krisis ekonomi. Jangan pula terlalu cepat mengatakan, Indonesia sudah mengalami krisis ekonomi," tutur Presiden Yudhoyono.
Dia kembali meminta masyarakat, terutama pelaku usaha, agar tetap tenang, tidak panik, dan berpikir jernih agar bisa mencari solusi dari persoalan yang dihadapi. Kepanikan dan ketidaktenangan hanya merusak perekomonomian Indonesia yang beberapa tahun terakhir sudah berjalan baik.
Dia mengatakan, pemerintah akan mengupayakan berbagai cara agar perekonomian Indonesia tetap maju dan tidak terpengaruh krisis keuangan global. Sebagai penangkal terhadap dampak, Presiden mengatakan, pemerintah akan melanjutkan pembangunan infrastruktur, fasilitas kesehatan, dan pembangunan ekonomi rakyat di daerah. Untuk itu, pemeritah sudah menganggarkan dana sebesar Rp 290 triliun. "Ini agar pembangunan terus bergerak dan tidak berhenti," katanya.
Mengenai sektor riil, yang sudah pasti terpengaruh krisis keuangan, Presiden mengatakan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia akan mengeluarkan kebijakan dan regulasi yang memungkinkan perekonomian tetap bergerak.
Sumber: www.Kompas.com